Sabtu, 23 Juli 2011

Hari Raya Cio Ko

Zhong Yuan Jie (Hok Kian: Tiong Gwan Cwe) diperingati setiap tahun pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Orang-orang pada umumnya juga menyebutnya sebagai Hari Raya Hantu (Ghost Festival). 


Konon, pada Hari Raya Tiong Gwan Cwe, adalah hari di mana Pintu Gerbang Neraka dibuka !!! Untuk menghindari agar ayah ibu yang telah meninggal dunia tidak mengalami penderitaan Neraka, maka dilaksanakanlah sembahyang kepada roh-roh, dewa dan hantu secara besar-besaran, mengharap agar roh-roh halus jangan menganiaya ayah ibu yang telah meninggal tersebut.

Hari Raya Tiong Gwan Cwe, Hari Raya Ceng Beng, dan Hari Raya Tang Ce adalah 3 Hari Raya Hantu di kalangan kita orang-orang Tionghoa.
Di daerah-daerah & propinsi-propinsi di TiongkokTaiwan, Hongkong, Macau, sangat menaruh perhatian kepada 3 Hari Raya ini. Apalagi pada Hari Raya Tiong Gwan Cwe ini, melaksanakan upacara sembahyang dengan sangat megah dan hikmat. Ini adalah perwujudan BAKTI kepada orang tua.

Versi Buddhis Mahayana

Ada sebuah Kitab Suci Budhis yang berjudul Yi Lan Pen Jing, di dalam Kitab tersebut ada tercatat sebuah peristiwa :

Pada zaman dulu, ada seorang Bikkhu yang bernama Maha Moggalana. Ia merupakan salah seorang dari 10 Murid Utama Sang Buddha Gautama. Maha Moggalana adalah murid Sang Buddha dengan kesaktian no. 1 (di bawah Sang Buddha).

Maha Moggalana pada suatu ketika, dengan mata bathinnya melihat ibunya yang telah meninggal dunia, berjalan bersama dengan sekelompok hantu kelaparan. Dengan maksud menolong ibunya, lalu ia mengisi nasi ke dalam sebuah mangkok, untuk memberi makan ibunya. Siapa nyana, begitu nasi akan disuapkan ke mulut ibunya, nasi tersebut berubah menjadi bara api yang panas membara. Maha Moggalana dengan menggunakan kesaktiannya mencoba berkali-kali, tapi setiap kali hendak masuk ke mulut ibunya, nasi tersebut berubah menjadi bara api.

Maha Moggalana terkejut luar biasa, lalu kembali dan melapor kepada Sang Buddha Sakyamuni. Sang Buddha berkata kepadanya: Dosa ibu kamu terlalu berat, hanya dengan kekuatan kamu 1 orang, tidak bisa membebaskan penderitaan ibu kamu ! 

Lalu Maha Moggalana berlutut di lantai, memohon kepada Sang Buddha sambil berlinang air mata : Mohon Buddha memberi petunjuk, bagaimana baru bisa menolong ibu saya agar terbebas dari lautan penderitaan, dan tidak bersama dengan para hantu kelaparan itu lagi. 

Sang Buddha menjawab : Mengenai hal ini, membutuhkan kekuatan para Bikkhu di 10 penjuru, begitu sampai Hari Raya Tiong Gwan Cwe ini, mewakili orang tua dari 7 generasi, dan orang tua sekarang yang berada dalam bencana /malapetaka, mempersiapkan bermacam-macam sayur dan buah-buahan, untuk dipersembahkan kepada Yang Berkebajikan di 10 penjuru, setiap orang berbuat kebajikan, di saat ini barulah bisa membebaskan penderitaan semua hantu kelaparan. 

Setelah Maha Moggalana mendengarnya, lalu bertanya lagi : Semua orang yang berbakti, apakah boleh ikut serta dalam “Yi Lan Pen” ? 

Sang Buddha menjawab : Sangat bagus ! Sangat bagus !

Ikut serta dalam Yi Lan Pen boleh membaca paritta Yi Lan Pen Jing. Agar orang tua yang dalam penderitaan bisa memperoleh keterbebasan. Oleh karena ini, pada hari dan menjelang Hari Raya Tiong Gwan Cwe banyak orang yang bervegetarian dan bersembahyang, mewakili orang tua yang telah meninggal, terbebas dari penderitaan.

Sumber Tulisan :
1. Saduran "Journey to the west"
2. http://jindeyuan.org/ghost-festival-cioko/index.htm#comment-157
3. Dhammadesana Bhikkhu Sri Subalaratano (Minggu, 29 Agustus 2010)

Tiga Kerajaan (Tiga Dinasti)

Menjelang akhir dinasti Han, yang merupakan salah satu dinasti terlama di antara dinasti-dinasti lain di China, tiga buah negara yaitu Wei, Wu dan Shu berkompetisi satu dengan yang lain berebut kekuasaan. Cao Cao, yang menjadi penguasa Wei adalah yang paling kuat di antara ketiganya dan mendominasi daerah utara. Dia juga menjadi perdana menteri kekaisaran Han yang sepenuhnya mengontrol raja muda dinasti Han. Dengan menggunakan nama raja, dia memberi perintah dan menyerang mereka yang tidak mematuhinya. Dia bermaksud unuk menghancurkan negara Shu dan Wu dan memperluas kekuasaannya ke seluruh China. Sebagai orang yang bermuka dua, Cao Cao tidak hanya seorang prajurit profesional yang baik tetapi juga seorang yang berpendidikan. Tetapi dia sangat kejam, tidak setia dan penuh curiga. Motonya yang terkenal adalah:Lebih baik saya mengkhianati seluruh dunia daripada membiarkan seluruh dunia mengkhianati saya.

Penguasa Wu adalah Sun Quan, keturunan jenderal Sun Tzu yang terkenal yang menulis buku Seni Perang. Keluarga Sun menguasai muara Sungai Yangtze selama bertahun-tahun. Sun Quan menolak untuk menyerah kepada Cao Cao tanpa perlawanan, tetapi pasukannya tidak sekuat pasukan Cao Cao.

Yang paling lemah di antara ketiganya adalah Shu, penguasanya adalah Liu Bei. Liu adalah keturunan ningrat dinasti Han yang menguasai China antara 206 S.M. sampai 220 M. Liu adalah seorang yang baik, simpatik, dan sederhana, tidak terlalu pandai ataupun berbakat, tetapi dia mendapatkan simpati dari rakyat kebanyakan. Dia dan kedua saudara angkatnya telah mengabdikan diri mereka untuk menciptakan kedamaian dan mengembalikan kekuasaan dinasti Han di China. Upayanya mendapat dukungan yang luar biasa ketika Zhuge Liang bergabung dengannya beberapa tahun kemudian setelah dia bangkit dan berperang melawan Cao Cao.

Zhuge Liang adalah orang dengan bakat yang sangat unik. Dia sedang menyepi ketika Liu Bei mengunjunginya. Baru pada kunjungan ketigalah Liu berhasil bertemu dengannya dan membujuknya untuk bekerja untuknya. Pengetahuan Zhuge Liang tentang politik, strategi militer, ilmu fisika, dan psikologi manusia tak tertandingi pada zamannya. Pada waktu itu, Cao Cao telah memenangkan perang strategi melawan Liu Bei di China tengah. Analisis Zhuge Liang tentang situasi politik dan militer mencelikkan mata dan pikiran Liu Bei yang selalu meraba dalam gelap sejak kekalahannya. Zhuge menjadi perantara terbentuknya hubungan antara Shu dan Wu.

Periode ini disebut periode Tiga Kerajaan dalam sejarah China, dan menjadi zaman yang paling menarik dalam sejarah China.

Untuk lebih memahaminya silahkan menonton film ini... ^^



Jumat, 22 Juli 2011

SIMPLE STORY

*Si miskin bertanya kpd Buddha: mengapa saya sangat miskin ?

佛陀:因为你没有学会给予别人。
Buddha: karena anda tak pernah berdana.

穷人:我什么都没有,如何给予?
Si miskin: apapun saya tak punya, bagaimana bisa berdana ?

佛陀:一个人即使没有钱,也可以给予人五样东西:

Buddha: walaupun tak punya harta, tapi masih mendanakan 5 jenis benda :


一、颜施,即微笑处事。

1. Dana rupa, mengerjakan segalanya disertai senyuman.

二、言施,多说鼓励赞美和安慰的话。

2. Dana kata kata, perbanyak kata penyemangat, sanjungan dan kata yang menghibur.

三、心施,敞开心扉对人诚恳。

3. Dana hati, bukalah hati untuk orang lain.


四、眼施,用善意的眼光给予别人。

4. Dana mata, lihatlah orang di sekitar kita dengan pandangan welas asih.


五、身施,以行动帮助别人。
5. Dana tubuh, bantulah orang lain dengan tenaga kita.


欢迎转发,harap dapat disebarkan
做法布施,cara cara berdana ini,
功德无量。kebajikannya tak terbatas.

Senin, 18 Juli 2011

Denpasar Lestarikan Tarian Baris Cina

Tarian Baris Cina di Bali. (Google) Tarian Baris Cina di Bali. (Google)
Pemerintah Kota Denpasar melestarikan dan mengembangkan Tari Baris Cina dan Gong Beri yang merupakan warisan budaya leluhur warga  Renon yang ada hingga kini.

Tari Baris Cina dengan instrumen pengiring gamelan (Gong) Beri ini sudah jadi seni budaya Desa Renon dan dikembangkan oleh Pemerintah Kota Denpasar sebagai pelestarian bagi generasi muda.

"Meski disakralkan oleh masyarakat setempat Baris Cina ini sempat ditampilkan duplikatnya pada pawai PKB XXXIII di Depan Jaya Sabha beberapa waktu lalu," ujar  Kadis Kebudayaan Denpasar I Made Mudra, yang ditemui di ruang kerjanya Selasa (21/6).

Lebih lanjut Mudra menambahkan mengingat kesakralan dari Tarian ini untuk itu timbullah ide salah satu wujud pelestarian budaya dengan membuat duplikat perangkat gambelan gong Beri dan Pakaian Penari baris Cina. ”Sebelum dipertunjukan pada pawai para penari danpenabuh nangkil di Pura Dalem Desa Pekraman Renon,” ujar Mudra.

Hal itu dilakukan kata Mudra untuk meminta petunjuk sehingga diberikan kelancaran saat pementasan nanti. Sebelum melakukan persembahyangan di Pura setempat, sempat para penari mengalami gangguan. Setelah melakukan persembahyangan penampilan tari Baris Cina pada ajang PKB berjalan lancar.

Ditampilkannya Tari Baris Cina sebagai Duta Denpasar pada ajang PKB karena tarian yang disakralkan oleh masyarakat Renon telah mampu menyatu dengan masyarakat setempat. Penampilan ini juga sangat tepat sesuai dengan tema PKB XXXIII Desa Kala Patra. Denpasar sebagai Kota Metropolitan selain sebagai pusat ekonomi, Pendidikan, dan Budaya tentunya banyak terdapat budaya-budaya luar yang tumbuh dan berkembang di Kota Denpasar.

sumber: http://www.suarapembaruan.com/hiburan/denpasar-lestarikan-tarian-baris-cina/8124

Selasa, 12 Juli 2011

JANGAN BONGKAR KAMI - CINA BENTENG

Pemaksaan pembongkaran yang terjadi pada Cina Benteng di daerah Sewan Tangerang sungguh memperhatinkan akan pemerintahan yang melindungi rakyatnya...

Ini merupakan cuplikan dari film "Jangan Bongkar Kami" pada untuk warga Kampung Cina Benteng yang merupakan dari Teguh Karya akan Solidaritas Nasional Peduli Cina Benteng...


Jumat, 08 Juli 2011

ALAT MUSIK CINA


Alat musik gesek

  • Erhu(二胡)- Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai membran, menggunakan 2 senar, yang digesek dengan penggesek terbuat dari ekor kuda.
  • Gaohu(高胡)- Sejenis dengan Erhu, hanya dengan nada lebih tinggi.
  • Gehu(革胡)- Alat musik gesek untuk nada rendah, seperti Cello.
  • Banhu(板胡)- Rebab China, dengan badan terbuat dari batok kelapa dengan papan kayu sebagai membrannya.

Alat musik petik

  • Liuqin(柳琴)- Alat musik petik kecil bentuknya seperti buah pir dengan 4 senar.
  • Yangqin扬琴)- Alat musik ini memiliki banyak senar, cara memainkannya dengan memukul dengan stik bambu sebagai pemukulnya.
  • Pipa(琵琶)- Alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 senar.
  • Ruan(阮)- Alat musik petik berbentuk bulat dengan 4 senar.
  • Sanxian(三弦)- Alat musik petik dengan badan terbuat dari kulit ular dan dengan leher panjang, memiliki 3 senar.
  • Guzheng(古筝)- Kecapi yang memiliki 16 - 26 senar.

Alat musik tiup

  • Dizi(笛子)- Suling dengan menggunakan membran getar.
  • Suona唢呐)- Terompet China
  • Sheng(笙)- Alat musik yang menggunakan bilah logam dengan tabung-tabung bambu sebagai penghasil suara.
  • Xiao箫)- Suling.
  • Paixiao(排箫)- Pipa pen.

Alat musik pukul (perkusi)

  • Paigu(排鼓)- Gendang yang terdiri dari satu set 4 atau lebih.
  • Dagu(大股)- Tambur besar.
  • Chazi镲子)- Simbal, cengceng.
  • Luo锣)- Gong.
  • Muyu(木鱼)- Kecrek terbuat dari kayu.

DALAI LAMA

The Dalai Lama has some very insightful verses. I’ve gathered my favorite quotes from the Tibetan leader about a variety of topics such as love, compassion, peace, humanity, violence, and the environment. It’s a very interesting read. Enjoy ;) :


1- Happiness is not something ready-made. It comes from your own actions.

2- If you can, help others; if you cannot do that, at least do not harm them.

3- If you want others to be happy, practice compassion. If you want to be happy, practice compassion.

4- My religion is very simple. My religion is kindness.

5- Remember that not getting what you want is sometimes a wonderful stroke of luck.

6- The ultimate authority must always rest with the individual’s own reason and critical analysis.

7- We can live without religion and meditation, but we cannot survive without human affection.

8- We can never obtain peace in the outer world until we make peace with ourselves.

9- Be kind whenever possible. It is always possible.

10- If you have fear of some pain or suffering, you should examine whether there is anything you can do about it. If you can, there is no need to worry about it; if you cannot do anything, then there is also no need to worry.

11- If you don’t love yourself, you cannot love others. You will not be able to love others. If you have no compassion for yourself then you are not able of developing compassion for others.

12- Human potential is the same for all. Your feeling, “I am of no value”, is wrong. Absolutely wrong. You are deceiving yourself. We all have the power of thought – so what are you lacking? If you have willpower, then you can change anything. It is usually said that you are your own master.

13- We must recognize that the suffering of one person or one nation is the suffering of humanity. That the happiness of one person or nation is the happiness of humanity.

14- Through violence, you may ‘solve’ one problem, but you sow the seeds for another.

15- As people alive today, we must consider future generations: a clean environment is a human right like any other. It is therefore part of our responsibility toward others to ensure that the world we pass on is as healthy, if not healthier, than we found it.

16- To conquer oneself is a greater victory than to conquer thousands in a battle.

17- There is a saying in Tibetan, “Tragedy should be utilized as a source of strength.”
No matter what sort of difficulties, how painful experience is, if we lose our hope, that’s our real disaster.

18- The creatures that inhabit this earth-be they human beings or animals-are here to contribute, each in its own particular way, to the beauty and prosperity of the world.

19- A spoon cannot taste of the food it carries. Likewise, a foolish man cannot understand the wise man´s wisdom even if he associates with a sage.

20- In our struggle for freedom, truth is the only weapon we possess.

Jumat, 17 Juni 2011

Mengenal Keunikan Tarot China


(c) solari-uk
Kartu tarot tidak hanya berisi gambar-gambar khas Eropa, ada juga kartu tarot dengan gambar khas kebudayaan China. Ingin membaca peruntungan di Tahun Kelinci? Kenali dulu Tarot China.
KapanLagi.com - Jika Anda tertarik dengan dunia ramalan, Anda pasti tahu media ramal menggunakan kartu tarot. Istilah meramal dalam tarot sebenarnya tidak terlalu tepat, karena tarot lebih mengarah kepada membaca. Membaca di sini lebih ditekankan kepada kemampuan pembaca tarot (reader) untuk mengartikan setiap gambar yang telah dipilih oleh klien. Tarot tidak lepas dari kemampuan psikologis reader, semakin baik kemampuan reader membaca pribadi kliennya, semakin baik juga dia membaca maksud pada kartu-kartu tarot.

Sejarah Tarot

Kartu Tarot telah dikenal sejak tahun 1410 di Italia Utara. Kartu Tarot tertua yang pernah dicatat adalah kartu bergambar lukisan dengan gaya Renaissance. Pada mulanya, tarot dikenal sebagai media mistis dan magis. Seiring dengan perkembangannya, pada abad ke 18, Etteilla dan dan Madame Lenormand merancang desain baru untuk Tarot dengan motif Mesir dan memasukkan unsur Astrologi di dalamnya. Rancangan dari mereka menjadi acuan dalam perkembangan Tarot hingga sekarang.

Tarot China


Jika dilihat sekilas, kartu tarot China hampir sama dengan kartu Tarot yang sudah sering kita jumpai. Yang membedakannya adalah gambar pada Tarot China yang lebih bernuansa Timur, mirip dengan lukisan-lukisan China kuno. Tetapi tidak hanya gambar yang membuat Tarot China berbeda dengan kartu Tarot konservatif. Unsur-unsur kebudayaan China ikut menyertai perbedaan dalam Tarot China. Mulai dari filosofi China Kuno, juga Feng Shui yang menjadi alat penyelaras dan penyeimbang antara manusia dan alam.

Konsep utama pada Tarot China tidak melenceng jauh dari Tarot konservatif, hanya saja ada beberapa penyesuaian. Misalnya saja, pada Tarot konvensional ada kartu Exception of Death diubah menjadi Transition, kartu Devil berubah nama menjadi Materalism. Lambang-lambang warna dan diwakili oleh empat hewan surga yang selaras dengan ilmu Feng Shui dan Astrologi China Kuno, yaitu kura-kura hitam, burung phoenix merah, harimau putih, dan naga hijau.

Kura-kura hitam berhubungan dengan warna api, dipercaya sebagai simbol panjang umur dan penolak bala, posisinya ada di sebelah utara. Burung phoenix merah berhubungan dengan warna air, melambangkan kemuliaan, posisinya ada di sebelah selatan. Harimau putih berhubungan dengan warna udara, sebagai lambang dari kesempatan dan peruntungan, posisinya ada di sebelah barat. Sedangkan Naga hijau berhubungan dengan warna bumi, dipercaya dapat membawa kemakmuran, posisinya ada di sebelah timur.

Cara membaca Tarot China sama dengan cara membaca Tarot konvensional. Agar pemahaman unsur Feng shui, Astrologi dan filosofi China yang terkandung Tarot China dapat tersampaikan, seorang reader haruslah mengerti akan unsur-unsur tersebut.

Nah, apakah Anda tertarik untuk membaca peruntungan nasib Anda di tahun Kelinci ini? Menggunakan media Tarot yang mengandung unsur psikologis dan unsur kebudayaan China patut dicoba. 
 
sumber http://woman.kapanlagi.com/woman-extra//7164-mengenal-keunikan-tarot-china.html

Teh Perawan dari China dan Segala Keunikan dan Keistimewaannya


gadis cantik pemetik teh perawan

Jika Anda berlibur ke China jangan lupa mencoba teh perawan. Selain dipetik dengan cara unik, menggunakan bibir, teh ini dipetik para gadis yang memiliki ukuran bra minimal cup C. Dengan keunikan proses pemetikannya, teh ini menawarkan nilai seni yang tinggi.

Seperti dilansir Daily Mail, setelah dipetik dengan bibir, daun teh dari pegunungan subur di wilayah Gushi, Provinsi Henan ini dimasukkan ke dalam mulut. Baru kemudian ditaruh di keranjang kecil yang terletak di sela-sela dada mereka yang disebut Chaliuqing.

Proses pemetikan daun teh ini berdasarkan legenda yang hidup di China. Legenda menyebut, daun teh harus dipetik sejumlah peri dengan mulut mereka. Saat air mendidih dituangkan untuk menyeduh teh, maka peri tersebut akan menguap ke langit.

Untuk melestarikan legenda ini, perusahaan teh di China memekerjakan gadis-gadis cantik dengan bayaran £50 atau setara dengan Rp700 ribu per hari.

Gadis-gadis pemetik teh harus memenuhi beberapa kriteria. Selain memiliki ukuran bra minimal C, mereka harus masih perawan dan tidak ada bekas luka di tubuhnya. Kriteria ini diyakini dapat meningkatkan kesegaran dan kemurnian teh.

gadis cantik pemetik teh perawan

Menurut perusahaan Lip Tea, perekrutan pemetik teh sangat ketat. Perusahaan mencari gadis yang paling bersih, kuat, dan suci sebagai kunci keberhasilan produksi teh.

Mereka harus membersihkan diri sebelum mulai bekerja. Mereka juga harus mendapatkan pelatihan khusus untuk melatih bibir dan leher. "Ini adalah pekerjaan yang jauh lebih sulit daripada yang terlihat,“ ujar Li Yong, juru bicara pekerbunan Jiuhua, tempat pemetikan teh.

Perusahaan teh mengklaim bahwa teh unik ini memiliki aroma dan rasa yang menyegarkan, serta dapat menyembuhkan beberapa penyakit termasuk membantu menurunkan berat badan.

Beberapa abad lalu, para penjual teh China berinovasi dengan menyimpan teh di sela payudara gadis berusia 16 tahun. Mereka membiarkan teh tersimpan di sana selama para gadis tidur. Esok harinya, teh akan memiliki aroma perawan yang berkhasiat untuk kesehatan dan kesejahteraan.
 
sumber http://muhfachrizal.blogspot.com/2011/06/teh-perawan-dari-china-dan-segala.html

Selasa, 14 Juni 2011

Etika Makan Cara Cina

JAMUAN TRADISIONAL CINA

Jamuan tradisional Cina berbeda dengan jamuan makan gaya Barat dimana hidangan disajikan satu per satu sesuai urutannya. Secara tradisional, tata cara makan Cina justru menghidangkan makanan sekaligus.
Semua hidangan disajikan di atas meja dan disantap bersama-sama. Itu sebabnya, jika Anda diundang menghadiri jamuan makan Cina di resto Cina, meja makannya pasti berbentuk bundar dengan alas/meja kecil yang bisa diputar pada bagian tengahnya. Dengan begitu, para tamu tinggal memutar meja untuk mengambil semua hidangan yang disajikan di tengah meja.
Jamuan seperti ini biasanya berlaku khusus untuk keluarga atau kerabat dekat. Semua tamu bebas menikmati semua hidangan sambil bercengkerama. Tidak banyak ‘aturan main’ yang mengikat karena hal yang paling penting adalah kebersamaan. Jadi, tak perlu bingung jika melihat hidangan di tengah meja disajikan tanpa sendok saji (serving spoon), karena masing-masing tamu boleh mengambil hidangan dari tengah dengan menggunakan sumpit yang telah dipakainya untuk menyantap hidangan sebelumnya.

JAMUAN CINA MASA KINI
Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi Cina sedikit demi sedikit mulai melebur dengan aturan internasional, terutama untuk acara makan yang sifatnya lebih formal, misalnya untuk jamuan makan bisnis. Hal ini akan dijumpai di resto-resto Cina masa kini. Makanan disajikan secara berurutan, satu demi satu, dimulai dari hidangan pembuka dingin, sup, baru kemudian hidangan utama. Selanjutnya jamuan diakhiri dengan menyantap mi atau nasi goreng sebelum hidangan penutup. Nasi atau mi merupakan hidangan ‘berat’ yang mengenyangkan. Jika disajikan di awal, para tamu tidak lagi bisa menikmati serentetan hidangan selanjutnya karena sudah terlalu kenyang.
Dalam jamuan cina seperti ini, sebelum mulai makan, biasanya disiapkan satu camilan ringan seperti kacang-kacangan atau buah-buahan kecil yang telah dikeringkan, sebagai pengantar menuju acara santap yang sebenarnya. Setelah selesai dengan satu hidangan, Anda tetap duduk, menunggu hidangan selanjutnya yang akan disajikan oleh para pelayan. Kecuali dengan alasan tertentu (seperti jika Anda vegetarian atau alergi terhadap salah satu jenis makanan yang dihidangkan). Agar tidak bersisa sebaiknya Anda memang mengambil sedikit dulu untuk setiap hidangan yang disajikan sedikit setiap hidangannya.

PERALATAN MAKAN CINA
Sangat sederhana, yaitu sepasang sumpit dan sendok bebek untuk sup atau hidangan lainnya.

SUMPIT
Bentuk sumpit Cina sedikit berbeda dengan sumpit yang digunakan di Jepang. Sumpit Cina ujungnya agak tebal dan persegi, tidak seruncing sumpit Jepang. Sumpit harus ditaruh di atas sandaran sumpit yang diletakkan di samping piring makan, dengan posisi ujung yang lebih runcing di atas. Setelah digunakan untuk menyantap satu hidangan, sumpit yang sama dapat digunakan untuk menyantap hidangan yang lain.
Di Cina, semua kegiatan saat makan, termasuk menyantap nasi, menggunakan sumpit sebagai alat bantu. Hal yang perlu diketahui. Saat menyantap hidangan dari ikan. Jika ikan sudah selesai disantap pada salah satu sisinya, jangan pernah membalikkan ikan dengan sumpit. Menurut kepercayaan, jika ikan tersebut patah, maka hidup Anda akan mengalami banyak masalah.
Cara memegang sumpit memang susah-susah gampang. Tapi yang penting, pada saat makan, jangan sampai terdengar suara berisik dari sumpit yang beradu dengan mangkuk atau piring. Karena, hal ini menunjukkan bahwa mangkuk Anda sudah kosong.
Berikut ini tata cara memegang sumpit yang benar:
  • Letakkan satu sumpit di antara jari tengah dan telunjuk.
  • Letakkan sumpit yang lain diantara jari tengah dan telunjuk, seperti memegang pensil. Tekan dan jepit dengan bantuan ibu jari.
  • Jepit makanan dengan cara menggerakkan sumpit yang di atas, naik dan turun. Usahakan sumpit yang ada di bawah tetap di tempat dan tidak bergerak.
SENDOK BEBEK
Untuk menyantap sup atau hidangan berkuah lain, gunakan sendok bebek yang biasanya terbuat dari porselen. Sendok bebek biasanya diletakkan diatas piring alas mangkuk sup. Selain itu, ada sebuah sendok bebek lagi yang diletakkan di atas meja. Sendok ini biasa digunakan untuk meletakkan sisa-sisa duri dan tulang saat menyantap hidangan ikan. Sendok ini bisa langsung didekatkan ke mulut saat Anda akan membuang duri ikan

MANGKUK SUP
Tidak seperti hidangan lain, sup biasanya disajikan secara individual dalam mangkuk sup kecil. Mangkuk biasanya diletakkan di atas sebuah piring bundar. Untuk menyantapnya, gunakan sendok bebek.

MANGKUK NASI
Dalam jamuan makan ala Cina yang semua hidangannya disajikan di tengah meja, biasanya setiap tamu akan disajikan semangkuk nasi putih yang diletakkan di sebelah kiri atas piring makan. Mangkuk nasi bentuknya mirip mangkuk sup, tapi ukurannya lebih kecil.
Sama dengan di Indonesia, di Cina, nasi ternyata sama pentingnya. Bahkan ada istilah yang mengatakan “A meal without rice is like a beautiful girl with only one eye.”
Bagi bangsa Cina, nasi merupakan simbol kehidupan dan kesuburan.
Saat menyantap nasi, tangan kanan memegang sumpit dan tangan kiri memegang mangkuk nasi yang dibawa mendekati mulut. Sebaiknya, jangan menyisakan sebutir nasi pun dalam mangkuk, karena konon jika Anda melakukannya, Anda akan mendapatkan pasangan istri/suami yang jelek.
Percaya atau tidak? terserah Anda.

CAWAN TEH
Teh tak kalah penting dalam jamuan makan Cina. Fungsinya sama dengan segelas air putih yang biasa disajikan pada jamuan makan Barat. Sambil menyantap hidangan, masing-masing tamu disajikan secawan teh hangat yang diletakkan di sebelah kanan atas dari piring makan.
Ada beberapa jenis teh yang biasa digunakan, seperti oolong tea, jasmine tea, atau crysntium tea. Umumnya teh disajikan tawar tanpa penambahan pemanis. Teh disajikan untuk melunturkan cita rasa yang tertinggal di mulut, seperti lemak, sehingga Anda siap menyantap dan menikmati hidangan selanjutnya.
Saat hendak menyeruput secangkir teh, pegang piring alas cangkir dengan tangan kiri sementara tangan kanan memegang cangkir. Bawa keduanya beriringan mendekati mulut.

TEMPAT SAUS
Tempat saus berisi kecap asin akan selalu tersedia di atas meja. Fungsinya sebagai pelengkap atau saus pencelup. Tak perlu ragu untuk langsung mencelupkan potongan makanan Anda, karena saus tersebut disajikan untuk masing-masing tamu.

SERBET DAN LAP TANGAN
Pada jamuan makan Cina yang diadakan di resto Cina, biasanya disediakan serbet dan lap basah yang digunakan untuk membersihkan tangan dari kotoran yang melekat sebelum Anda bersantap.

HIDANGAN KHUSUS
KEPITING
Khusus untuk menyantap kepiting, diperlukan satu alat bantu khusus. Bentuknya mirip tang, hanya lebih kecil dan runcing ujungnya. Gunanya untuk memecahkan kulit/cangkang kepiting. Cara menggunakannya, jepitkan kebagian yang hendak diambil dagingnya, jepit hingga kulit/cangkangnya pecah. Setelah itu, jangan ragu untuk menggunakan kedua tangan Anda untuk membantu mengambil daging kepiting yang tersembunyi di balik kulit. Untuk sajian yang satu ini, biasanya juga disediakan satu wadah khusus untuk mencuci tangan.

MI
Hidangan mi juga merupakan hidangan yang tak kalah populer dalam dunia kuliner Cina. Seperti hidangan yang lain, mi disantap dengan menggunakan sumpit.

DIM SUM
Dulu, dim sum biasa dihidangkan sambil minum teh pada hari libur saat semua keluarga berkumpul. Disajikan dalam berbagai variasi bentuk dan rasa di dalam keranjang bambu. Cara makannya? Tetap dengan bantuan sumpit.

STEAK
Jangan kaget jika di meja Anda tiba-tiba disediakan garpu dan pisau. Seperti telah dijelaskan, pengaruh internasional mulai menyusup ke dalam tradisi Cina, termasuk dalam hidangan yang disajikan. Hidangan steak misalnya, tidak perlu ragu untuk menggunakan pisau dan garpu sebagai alat bantu. Aturannya? Sama dengan aturan internasional.

source http://ncc.blogsome.com/2005/07/29/etika-makan-cara-cina/

Yap Thiam Hien

Yap Thiam Hien (* 25 May 1913 in Kutaraja, Aceh, Dutch East Indies; † 29 April 1989 in Brussels) His father was Yap Sin Eng and his mother was Hwan Tjing Nio. He was one of the most notable people from Chinese heritage in Indonesia. As an advocate, he always fought for human rights, he realized that defense of minority rights made sense only as part of the larger struggle for the rights of all citizens. in the journal Indonesia
''
Yap moved from place to place when he was young to pursue his studies. He obtained the Meester de Rechten degree from Faculty of Law, Leiden University, Netherlands in 1947. He returned to Indonesia and started his career as lawyer in Jakarta. In 1950, he opened a law firm together with John Karwin,and later joined the firm of Lie Hwee Yoe. He opened his own law firm in 1970. Since then, he has fought for human rights and for justice and equality for ethnic minorities and the poor. He was one of the founding members of PERADIN (Persatuan Advokat Indonesia) and served as the leader.
Together with Buyung Nasution, Yap was one of the founders of Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), formerly known as Lembaga Bantuan Hukum (LBH), which was a legal aid society to help the poor.
In order to fight discriminative action toward Indonesian Chinese, in 1954 Yap was an early member of BAPERKI (Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia), a n organization originally dedicated to obtaining citizenship for ethnic Chinese. After the 1965 fall of the Soekarno regime,BAPERKI was a accused of having links with the PKI and was banned by the new Suharto regime.

source http://www.facebook.com/pages/Yap-Thiam-Hien/138795832814464

Cara Makan Unik di China

Ikan Masih Hidup setelah di Masak
China memang dikenal memiliki kebiasaan makan yang ekstrem dan terkadang sadis. Seperti video makan ikan hidup-hidup yang menghebohkan internet beberapa waktu belakangan ini.Banyak pihak yang mengecam cara makan yang sudah dianggap biasa orang rakyat china.Dipostingan yang lalu dapat dilihat bahwa salah satu pihak yang mengecam hal tersebut adalah PETA.Berikut adalah Video yang menghebohkan tersebut..




DAn cara memasaknyapun Butuh Keahlian khusus Agar ikan tersebut tetap hidup.Bahkan sampai isi perut ikan tersebut dikeluarkan dan di goreng..SADISSSSSS




Nah... hal tersebut adalah sesuatu keunikkan tersendiri yang jarang kita lihat..^^


Mengangkat Harkat Cina Benteng Lewat Film

Sebagai seorang keturunan Tionghoa Tangerang atau yang lazim dipanggil dengan sebutan Cina Benteng (Ciben), Stephanie Ciamaludin atau yang biasa dipanggil Stevani punya satu cita-cita mulya yakni ingin mengangkat harkat komunintas ini. Salah satunya lewat dunia layar lebar.
“Saya cuma ingin mengangkat citra komunitas Cina Benteng menjadi lebih baik di masa mendatang. Sebab banyak sekali orang memandang rendah komunitas ini, padahal mereka juga punya potensi,” papar perempuan kelahiran Tangerang, 1993 lalu ini kala ditemui Tangsel Raya.
Jebolan SMA Strada Tangerang ini mengaku bahwa dia berharap melalui pembuatan film “Sian dari Sewan” yang akan dibintangi ini tak ada lagi diskriminasi terhadap masyarakat Tionghoa umumnya dan kelompok Cina Benteng khususnya. “Pokoknya saya berharap etnis Tionghoa tak terdiskriminasi lagi,” ujar gadis yang punya warna favorit hitam dan putih ini.
Stevani sendiri mengaku cukup kaget ketika diminta sutradara untuk bermain dalam film ini. “Tapi akan saya coba terutama untuk menambah pengalaman,” papar pemilik tinggi 172 cm ini.
Menurut Sutradara Film “Sian dari Sewan”, Aryawirawan Simauw selain sebagai alat perjuangan untuk menghapuskan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, film ini juga dipersembahkan khusus untuk mengenang Teguh Karya sebagai maestro film tanah air.
“Sebab sebagai seorang warga keturunan Tionghoa Banten, Teguh pernah mengeluhkan tentang proses pencarian jati diri kelompok ini yang tak pernah usai padahal mereka sudah diam dan menetap beberapa generasi. Maka melalui film ini kami ingin membantu saudara-saudara kami etnis Tionghoa dalam melawan diskriminasi itu,” papar Arya.
Film “Sian dari Sewan” ini sendiri akan mulai digarap Agustus 2011 mendatang dengan mengambil setting kisah cinta di balik peristiwa penggusuran Sewan beberapa waktu lalu. Dalam cerita ini juga akan diambil tema bagaimana terjadinya hubungan cinta antara suku Tionghoa (Sian) dengan pemuda non-Tionghoa. (w-2)

sumber http://www.tangselraya.com/profil/49-profil/1536-mengangkat-harkat-cina-benteng-lewat-film.html

Sabtu, 11 Juni 2011

Analisis Kondisi Sosial Budaya dan Sosial Politik Tionghoa Indonesia

Gotong royong ada di mana-mana, tidak hanya di Bali. Di Jawa, di Sumatra, di Kalimantan, dsb, bahkan di luar negeri sekalipun ada gotong royong, tentunya dengan pola yang berbeda-beda. Gotong royong merupakan salah satu sarana komunikasi sosial masyarakat yang paling efektif, dan sekaligus sebagai sarana adaptasi bagi anggota baru masyarakat tersebut. Siskamling adalah salah satu bentuk kegiatan gotong royong, oleh karena itu orang yang tidak mau ikut siskamling sering dianggap tidak mau bersosialisasi.


PERKEMBAGAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA INDONESIA

Nenek moyang orang Tionghoa Indonesia, sejak kedatangannya dahulu bisa beradaptasi dengan masyarakat setempat. Artinya bisa bergotong royong dalam berbagai kegiatan. Kalau tidak, tidak akan ada keturunannya sampai sekarang.
Setelah sekian generasi beradaptasi dengan kelompok masyarakat sekitarnya, kehidupan sosial budaya orang Tionghoa Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, terbentuk dalam pola yang berbeda-beda mengikuti pola sosial budaya lingkungan masyarakat sekitarnya.

Secara berseloroh kita sering mendengar istilah Cina Sunda, Cina Jawa, Cina Padang, dsb. Dalam kenyataannya, sulit untuk membedakan kehidupan sosial budaya Cina Sunda dengan orang Sunda asli, khususnya yang sudah beberapa generasi lahir di Indonesia, karena yang membedakan mereka hanya raut mukanya saja. Begitu juga dengan orang Tionghoa yang tinggal di daerah-daerah lain, termasuk juga yang tinggal di Eropa, Amerika, Australia, dsb.

Dalam proses adaptasi tersebut, orang Tionghoa yang sehari-hari bergaul dengan masyarakat setempat yang kental ke-Islamannya, ucapan-ucapan yang berasal dari agama Islam menjadi kebiasaan sehari-hari. Bukan suatu yang aneh jika ada orang Tionghoa di daerah tertentu yang sering mengucapkan kata-kata : Isnya Allah, Astagfirullah, Assalam'mualaikum, Wassalam'mualaikum, dsb. Kebiasaan ini seringkali
dianggap "negative" oleh kelompok orang Tionghoa yang tinggal di daerah lain yang kental dengan agama non-Islam. Dalam hal ini perlu pemikiran positive dari pihak yang satu, untuk bisa mengerti pola pikir pihak yang lainnya.

Tidak jarang pula pandangan negative datang dari orang Tionghoa yang tinggal di negara-negara maju yang "menjunjung tinggi demokrasi", bahwa orang Tionghoa Indonesia tidak mempunyai keberanian untuk menegakkan hak azasinya sendiri. Mereka sering dicap sebagai orang yang apatis, yang hanya mencari selamat sendiri, yang tidak mempunyai rasa kebersamaan, yang tidak berani menentang diskriminasi rasial terhadap dirinya, dlsb.

Di sini juga perlu pemikiran positive dengan kepala dingin, bahwa diskriminasi rasial ada di mana-mana, termasuk di negara yang "menjunjung tinggi demokrasi". Fakta membuktikan, jabatan publik yang penting hampir semuanya dipegang oleh ras mayoritas, meskipun secara tekhnis cukup banyak orang-orang dari ras minorotas yang lebih mampu. Oleh karena itu muncul sindiran first class, second class, dan
third class citizen.

Juga adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri, orang Tionghoa Indonesia adalah kelompok masyarakat yang unik, yang tidak bisa diperbandingkan langsung dengan Malaysian Chinese, Singaporean Chinese, Australian Chinese, dsb. Sebagian besar orang Tionghoa Indonesia adalah keturunan campuran dari pria Cina yang datang dari Tiongkok dengan wanita setempat.



PERKEMBAGAN SOSIAL POLITIK MASYARAKAT TIONGHOA INDONESIA
Akibat perkembangan kehidupan sosial budaya yang berbeda-beda tsb, maka pandangan politik orang Tionghoa juga berkembang menjadi sangat beragam. Sejarah membuktikan bahwa organisasi sosial politik orang Tionghoa di Indonesia sejak pra kemerdekaan sangat rapuh, di dalamnya penuh dengan pertentangan pendapat satu sama lain.

Secara garis besar dikenal ada tiga macam bentuk parpol Tionghoa saat itu, dengan orientasi politik yang berbeda-beda bahkan cenderung bertentangan. Ini merupakan salah satu alasan, mengapa cukup banyak orang Tionghoa yang tidak setuju dengan pembentukan parpol berbasis ke-Tionghoa-an di Indonesia, di samping alasan-alasan lain berdasarkan pandangan politik masing-masing individu.

Sejalan dengan perkembangan politik di Indoensia, khususnya pada masa Orde baru yang melarang semua kegiatan sosial budaya yang berasal dari Cina, telah terjadi pergeseran yang siginificant dalam agama-agama orang Tionghoa Indonesia. Dalam masa pemerintahan Bung Karno, orang Tionghoa yang beragama Kristen (Katolik dan Protestan + sekte-sekte di bawahnya), umumnya berasal dari Cina Belandis (orang Tionghoa yang berpendidikan Belanda).

Sejak munculnya larangan tsb, agama Kristen menjadi pilihan utama Tionghoa Indonesia, sebagian secara diam-diam tetap bertahan dengan agama-agama Sam Kaw, dan hanya sebagian kecil yang memilih agama Islam. Pergeseran ini telah mendorong perkembangan agama Kristen yang cukup pesat pada masa Orde Baru, sehingga berpengaruh pula pada kekuatan politik yang berlandaskan agama Kristen di Indonesia dan sekaligus merubah pandangan politik sebagian orang Tionghoa Indonesia.

Secara garis besar kekuatan politik yang berlandaskan agama Kristen di Indonesia dapat dibagi dua, yaitu yang berlandaskan Katolik dan yang berlandaskan Protestan bersama sekte-sekte di bawahnya. Istilah Kristen sendiri di Indonesia menjadi rancu, di mana Kristen identik dengan Protestan, seolah-olah Katolik bukan Kristen. Tapi di lain pihak ada pula yang beranggapan bahwa Katolik dan Protestan adalah sama saja. Dalam kenyatannya ada perbedaan yang significant antara paham politik berlandaskan Katolik dan Protestan.

Dengan pergeseran agama tersebut, pandangan politik orang Tionghoa menjadi lebih beragam dibandingkan masa sebelumnya. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk mempersatukan orang Tionghoa dalam suatu wadah politik menjadi semakin kabur dan nyaris mustahil. Sehingga muncul pemikiran praktis agar pandangan politik orang Tionghoa disalurkan ke partai-partai politik yang sudah ada, dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing.



USAHA-USAHA UNTUK MENGHAPUS TINDAKAN DISKRIMINATIF RASIAL

Persoalan utama yang dihadapi orang Tionghoa Indonesia adalah tindakan diskriminatif rasial yang dilakukan SEBAGIAN KECIL anggota masyarakat, bukan semuanya. Dalam kehidupan pribadi sehari-hari, orang Tionghoa Indonesia nyaris tidak mengalami masalah yang berarti dengan masyarakat sekitarnya. Persoalan baru muncul jika berhubungan dengan isntansi pemerintah, ataupun dengan sekelompok masyarakat tertentu.

Dalam hal ini harus dibedakan antara diskriminatif resmi yang dilakukan pemerintah melalui UU & Peraturan, dan disktriminatif sosial yang dilakukan oleh sebagian kecil anggota masyarakat. Dengan demikian, usaha-usaha untuk menghapus tindakan diskriminatif rasial dapat dibagi dalam 2 macam pendekatan, yaitu pendekatan hukum dan pendekatan sosial.

a. Pendekatan Hukum.
Dalam proses penyerahan kedaulatan, semua UU dan Peraturan ex Nederlansche Indie diambil alih oleh pemerintah RI. Berdasarkan hukum Ketatanegaraan Indoensia, UU hanya bisa dihapus dengan UU yang baru, di mana UU yang baru harus disyahkan DPR. Oleh karena itu banyak sekali UU dan Peraturan di Indonesia yang secara de facto masih berlaku adalah sisa-sisa peninggalan Belanda, termasuk pula UU dan Peraturan yang bersikap diskriminatif rasial terhadap Tionghoa Indonesia.

Selama masa Orde Baru, UU dan Peraturan yang rasialistis ini bukannya dihapuskan, malah ditambah dengan berbagai UU dan Peraturan lain yang lebih rasialis. Kondisi ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum birokrat dengan semangat korupsi yang tinggi untuk memeras orang Tionghoa, yang secara kebetulan di kota-kota besar umumnya relatif lebih makmur dari kehidupan masyarakat sekitarnya.

Namun dalam kenyataannya, oknum-oknum pejabat tsb banyak yang bersahabat baik dengan orang-orang Tionghoa, sehingga sering muncul pertanyaan apakah sebenarnya oknum pejabat tsb rasialis atau hanya sekedar korupsi, tentunya dengan beberapa pengecualian. Inilah salah satu keunikan lain dari masyarakat Tionghoa Indonesia. Fakta lain, oknum-oknum pejabat tsb juga memeras kalangan non-Tionghoa yang dianggap kaya.

Dalam masa reformasi, muncul usaha-usaha untuk menghapus 62 macam UU dan Peraturan yang bersifat rasialistis, termasuk sisa-sisa UU dan Peraturan ex Nederlandsche Indie. Sesuai dengan hukum Ketatanegaraan di Indonesia, untuk mengapus UU dan Peraturan tsb bukan pekerjaan yang mudah, karena DPR saat ini masih sibuk menangani persoalan-persoalan baru yang muncul selama masa trasisi, di samping sibuk mengisi kantong pribadinya.

Dalam kenyataannya, UU dan Peraturan lama tsb walaupun de facto masih berlaku, tapi dalam kenyataannya banyak yang sudah tidak dipakai lagi. Di mata para akhli hukum, kondisi ini memungkinkan birokrat mempunyai kesempatan untuk bersikap rasialis terhadap orang Tionghoa. Para akhli hukum juga tahu, tidak mudah untuk menghapus UU sedemikian banyaknya, namun mereka tetap melaksanakan protes terhadap pemerintah, sehingga muncul nada-nada sumbang terhadap tuntutan
mereka. Sampai sekarang tidak jelas kemajuan tuntutan tsb sampai di mana.


b. Pendekatan Sosial.
Di kalangan orang Tionghoa moderat, muncul pemikiran untuk mengintensifkan kembali pendekatan sosial, dalam usaha-usaha untuk menghapus tindakan diskriminatif rasial terhadap orang Tionghoa Indonesia. Pola pendekatan sosial, sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh kalangan Tionghoa Indonesia pada masa pemerintahan Bung Karno. Pemikiran baru yang muncul hanya merubah strategi pendekatan, agar lebih efektif dan efisien sejalan dengan kondisi saat ini.

Pada prinsipnya, pola pendekatan sosial yang dimaksud adalah cooperative persuasif untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dalam hal ini pola pendakatan yang dimaksud ibarat pepatah : memberi kail, bukan memberi ikan. Kail yang dimaksud bisa bermacam-macam jenisnya, antara lain melalui pendidikan, baik formal maupun informal, dan kerja sama usaha yang saling menguntungkan.

Dalam bidang sosial kemasyarakatan, bisa disebutkan antara lain : pelayanan rumah sakit dengan subsidi silang untuk membantu pihak yang kurang mampu, gotong royong dalam membangun sarana umum, perbaikan kampung, gotong royong dalam menghadapi bencana alam, dan lain-lain. Melalui berbagai macam pendekatan tersebut, diharapkan secara bertahap akan muncul pandangan positif terhadap kalangan Tionghoa yang selama ini cenderung dicap hanya mau mencari untung semata-mata. Dengan bergotong royong, diharapkan akan muncul pemikiran baru yang mematahkan pemikiran lama yang menganggap bahwa orang Tionghoa selalu
hidup exclusive.

Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah sekolah yang didirikan oleh dr.Simon Tan di Medan. Murid-muridnya hampir semua berasal dari kalangan miskin, baik Tionghoa maupun non Tionghoa. Di luar kegiatan sekolah, tanpa pandang bulu, semua murid disuruh bekerja membuat barang tertentu, yang hasilnya untuk membiayai sekolah mereka sendiri. Dengan cara ini akan terjalin suatu rasa kebersamaan antara murid-murid Tionghoa dan non Tionghoa, yang kelak setelah terjun ke masyarakat dapat diharapkan akan menjadi pionir-pionir yang bebas
dari sikap diskriminatif. Sayangnya, informasi tentang dr.Simon Tan sangat terbatas sekali.

Contoh lain adalah usaha yang dilakukan alm.dr.Tan Tjin Hong di Bandung pada tahun 1998, sesaat setelah kerusuhan Mei 98 di Jakarta. Tidak banyak orang yang tahu, bahwa Bandung saat itu aman berkat jasa dr.Tan yang melakukan diplomasi sembako ke berbagai pihak yang mampu mengendalikan massa yang potensial melakukan kerusuhan ala kerusuhan Mei 98. Padahal Bandung saat itu sudah dijadikan target kerusuhan berikutnya setelah Solo. Uniknya, dr.Tan menghimpun dana untuk pembagian sembako tsb hanya dari bunga deposito para donaturnya,
sedangkan pokok deposito dikembalikan kepada pemiliknya masing-masing. Mustahil dr.Tan bisa melakukan diplomasi sembako kalau tidak ada hubungan baik sebelumnya.


KESIMPULAN.
a. Masyarakat Tionghoa Indonesia merupakan masyarakat yang sangat heterogen, sejalan dengan banyaknya suku-suku di Indonesia yang berpengaruh dalam terhadap kehidupan sosial budaya masing-masing.

b. Pola pikir sosial politik "pihak luar" dengan latar belakang sosial budaya yang berbeda, akan sangat sulit diterima kelompok masyarakat Tionghoa di masing-masing daerah.

c. Pandangan politik masyarakat Tionghoa, jika dikombinasikan dengan pandangan politik berdasarkan agama tertentu, bertentangan dengan paham sekularisme yang didukung hampir seluruh masyarakat Tionghoa Indonesia.

d. Pendekatan hukum dalam usaha menghapus tindakan diskriminatif rasial, secara tekhnis tidak mudah dilaksanakan dan akan memakan waktu lama. Sangat ideal jika semua UU dan Peraturan rasial bisa dihapus, tapi tindakan diskriminatif rasial tidak tergantung ada tidaknya UU dan Peraturan yang bersifat diskriminatif, tapi lebih
tergantung pada pribadi oknum birokrat yang terlibat.

e. Beberapa kasus menunjukkan, bahwa pendekatan sosial ternyata lebih efektif dalam usaha mengeliminir tindakan diskriminatif rasial, dan secara tekhnis lebih mudah dilaksanakan, meskipun secara psychologis bukan sesuatu yang mudah.
Tulisan di atas pada awal November 2002 pernah dimuat di milis tionghoa-net
( http://groups.yahoo.com/group/tionghoa-net/messages/ )