Sabtu, 23 Juli 2011

Hari Raya Cio Ko

Zhong Yuan Jie (Hok Kian: Tiong Gwan Cwe) diperingati setiap tahun pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan Imlek. Orang-orang pada umumnya juga menyebutnya sebagai Hari Raya Hantu (Ghost Festival). 


Konon, pada Hari Raya Tiong Gwan Cwe, adalah hari di mana Pintu Gerbang Neraka dibuka !!! Untuk menghindari agar ayah ibu yang telah meninggal dunia tidak mengalami penderitaan Neraka, maka dilaksanakanlah sembahyang kepada roh-roh, dewa dan hantu secara besar-besaran, mengharap agar roh-roh halus jangan menganiaya ayah ibu yang telah meninggal tersebut.

Hari Raya Tiong Gwan Cwe, Hari Raya Ceng Beng, dan Hari Raya Tang Ce adalah 3 Hari Raya Hantu di kalangan kita orang-orang Tionghoa.
Di daerah-daerah & propinsi-propinsi di TiongkokTaiwan, Hongkong, Macau, sangat menaruh perhatian kepada 3 Hari Raya ini. Apalagi pada Hari Raya Tiong Gwan Cwe ini, melaksanakan upacara sembahyang dengan sangat megah dan hikmat. Ini adalah perwujudan BAKTI kepada orang tua.

Versi Buddhis Mahayana

Ada sebuah Kitab Suci Budhis yang berjudul Yi Lan Pen Jing, di dalam Kitab tersebut ada tercatat sebuah peristiwa :

Pada zaman dulu, ada seorang Bikkhu yang bernama Maha Moggalana. Ia merupakan salah seorang dari 10 Murid Utama Sang Buddha Gautama. Maha Moggalana adalah murid Sang Buddha dengan kesaktian no. 1 (di bawah Sang Buddha).

Maha Moggalana pada suatu ketika, dengan mata bathinnya melihat ibunya yang telah meninggal dunia, berjalan bersama dengan sekelompok hantu kelaparan. Dengan maksud menolong ibunya, lalu ia mengisi nasi ke dalam sebuah mangkok, untuk memberi makan ibunya. Siapa nyana, begitu nasi akan disuapkan ke mulut ibunya, nasi tersebut berubah menjadi bara api yang panas membara. Maha Moggalana dengan menggunakan kesaktiannya mencoba berkali-kali, tapi setiap kali hendak masuk ke mulut ibunya, nasi tersebut berubah menjadi bara api.

Maha Moggalana terkejut luar biasa, lalu kembali dan melapor kepada Sang Buddha Sakyamuni. Sang Buddha berkata kepadanya: Dosa ibu kamu terlalu berat, hanya dengan kekuatan kamu 1 orang, tidak bisa membebaskan penderitaan ibu kamu ! 

Lalu Maha Moggalana berlutut di lantai, memohon kepada Sang Buddha sambil berlinang air mata : Mohon Buddha memberi petunjuk, bagaimana baru bisa menolong ibu saya agar terbebas dari lautan penderitaan, dan tidak bersama dengan para hantu kelaparan itu lagi. 

Sang Buddha menjawab : Mengenai hal ini, membutuhkan kekuatan para Bikkhu di 10 penjuru, begitu sampai Hari Raya Tiong Gwan Cwe ini, mewakili orang tua dari 7 generasi, dan orang tua sekarang yang berada dalam bencana /malapetaka, mempersiapkan bermacam-macam sayur dan buah-buahan, untuk dipersembahkan kepada Yang Berkebajikan di 10 penjuru, setiap orang berbuat kebajikan, di saat ini barulah bisa membebaskan penderitaan semua hantu kelaparan. 

Setelah Maha Moggalana mendengarnya, lalu bertanya lagi : Semua orang yang berbakti, apakah boleh ikut serta dalam “Yi Lan Pen” ? 

Sang Buddha menjawab : Sangat bagus ! Sangat bagus !

Ikut serta dalam Yi Lan Pen boleh membaca paritta Yi Lan Pen Jing. Agar orang tua yang dalam penderitaan bisa memperoleh keterbebasan. Oleh karena ini, pada hari dan menjelang Hari Raya Tiong Gwan Cwe banyak orang yang bervegetarian dan bersembahyang, mewakili orang tua yang telah meninggal, terbebas dari penderitaan.

Sumber Tulisan :
1. Saduran "Journey to the west"
2. http://jindeyuan.org/ghost-festival-cioko/index.htm#comment-157
3. Dhammadesana Bhikkhu Sri Subalaratano (Minggu, 29 Agustus 2010)

Tiga Kerajaan (Tiga Dinasti)

Menjelang akhir dinasti Han, yang merupakan salah satu dinasti terlama di antara dinasti-dinasti lain di China, tiga buah negara yaitu Wei, Wu dan Shu berkompetisi satu dengan yang lain berebut kekuasaan. Cao Cao, yang menjadi penguasa Wei adalah yang paling kuat di antara ketiganya dan mendominasi daerah utara. Dia juga menjadi perdana menteri kekaisaran Han yang sepenuhnya mengontrol raja muda dinasti Han. Dengan menggunakan nama raja, dia memberi perintah dan menyerang mereka yang tidak mematuhinya. Dia bermaksud unuk menghancurkan negara Shu dan Wu dan memperluas kekuasaannya ke seluruh China. Sebagai orang yang bermuka dua, Cao Cao tidak hanya seorang prajurit profesional yang baik tetapi juga seorang yang berpendidikan. Tetapi dia sangat kejam, tidak setia dan penuh curiga. Motonya yang terkenal adalah:Lebih baik saya mengkhianati seluruh dunia daripada membiarkan seluruh dunia mengkhianati saya.

Penguasa Wu adalah Sun Quan, keturunan jenderal Sun Tzu yang terkenal yang menulis buku Seni Perang. Keluarga Sun menguasai muara Sungai Yangtze selama bertahun-tahun. Sun Quan menolak untuk menyerah kepada Cao Cao tanpa perlawanan, tetapi pasukannya tidak sekuat pasukan Cao Cao.

Yang paling lemah di antara ketiganya adalah Shu, penguasanya adalah Liu Bei. Liu adalah keturunan ningrat dinasti Han yang menguasai China antara 206 S.M. sampai 220 M. Liu adalah seorang yang baik, simpatik, dan sederhana, tidak terlalu pandai ataupun berbakat, tetapi dia mendapatkan simpati dari rakyat kebanyakan. Dia dan kedua saudara angkatnya telah mengabdikan diri mereka untuk menciptakan kedamaian dan mengembalikan kekuasaan dinasti Han di China. Upayanya mendapat dukungan yang luar biasa ketika Zhuge Liang bergabung dengannya beberapa tahun kemudian setelah dia bangkit dan berperang melawan Cao Cao.

Zhuge Liang adalah orang dengan bakat yang sangat unik. Dia sedang menyepi ketika Liu Bei mengunjunginya. Baru pada kunjungan ketigalah Liu berhasil bertemu dengannya dan membujuknya untuk bekerja untuknya. Pengetahuan Zhuge Liang tentang politik, strategi militer, ilmu fisika, dan psikologi manusia tak tertandingi pada zamannya. Pada waktu itu, Cao Cao telah memenangkan perang strategi melawan Liu Bei di China tengah. Analisis Zhuge Liang tentang situasi politik dan militer mencelikkan mata dan pikiran Liu Bei yang selalu meraba dalam gelap sejak kekalahannya. Zhuge menjadi perantara terbentuknya hubungan antara Shu dan Wu.

Periode ini disebut periode Tiga Kerajaan dalam sejarah China, dan menjadi zaman yang paling menarik dalam sejarah China.

Untuk lebih memahaminya silahkan menonton film ini... ^^



Jumat, 22 Juli 2011

SIMPLE STORY

*Si miskin bertanya kpd Buddha: mengapa saya sangat miskin ?

佛陀:因为你没有学会给予别人。
Buddha: karena anda tak pernah berdana.

穷人:我什么都没有,如何给予?
Si miskin: apapun saya tak punya, bagaimana bisa berdana ?

佛陀:一个人即使没有钱,也可以给予人五样东西:

Buddha: walaupun tak punya harta, tapi masih mendanakan 5 jenis benda :


一、颜施,即微笑处事。

1. Dana rupa, mengerjakan segalanya disertai senyuman.

二、言施,多说鼓励赞美和安慰的话。

2. Dana kata kata, perbanyak kata penyemangat, sanjungan dan kata yang menghibur.

三、心施,敞开心扉对人诚恳。

3. Dana hati, bukalah hati untuk orang lain.


四、眼施,用善意的眼光给予别人。

4. Dana mata, lihatlah orang di sekitar kita dengan pandangan welas asih.


五、身施,以行动帮助别人。
5. Dana tubuh, bantulah orang lain dengan tenaga kita.


欢迎转发,harap dapat disebarkan
做法布施,cara cara berdana ini,
功德无量。kebajikannya tak terbatas.

Senin, 18 Juli 2011

Denpasar Lestarikan Tarian Baris Cina

Tarian Baris Cina di Bali. (Google) Tarian Baris Cina di Bali. (Google)
Pemerintah Kota Denpasar melestarikan dan mengembangkan Tari Baris Cina dan Gong Beri yang merupakan warisan budaya leluhur warga  Renon yang ada hingga kini.

Tari Baris Cina dengan instrumen pengiring gamelan (Gong) Beri ini sudah jadi seni budaya Desa Renon dan dikembangkan oleh Pemerintah Kota Denpasar sebagai pelestarian bagi generasi muda.

"Meski disakralkan oleh masyarakat setempat Baris Cina ini sempat ditampilkan duplikatnya pada pawai PKB XXXIII di Depan Jaya Sabha beberapa waktu lalu," ujar  Kadis Kebudayaan Denpasar I Made Mudra, yang ditemui di ruang kerjanya Selasa (21/6).

Lebih lanjut Mudra menambahkan mengingat kesakralan dari Tarian ini untuk itu timbullah ide salah satu wujud pelestarian budaya dengan membuat duplikat perangkat gambelan gong Beri dan Pakaian Penari baris Cina. ”Sebelum dipertunjukan pada pawai para penari danpenabuh nangkil di Pura Dalem Desa Pekraman Renon,” ujar Mudra.

Hal itu dilakukan kata Mudra untuk meminta petunjuk sehingga diberikan kelancaran saat pementasan nanti. Sebelum melakukan persembahyangan di Pura setempat, sempat para penari mengalami gangguan. Setelah melakukan persembahyangan penampilan tari Baris Cina pada ajang PKB berjalan lancar.

Ditampilkannya Tari Baris Cina sebagai Duta Denpasar pada ajang PKB karena tarian yang disakralkan oleh masyarakat Renon telah mampu menyatu dengan masyarakat setempat. Penampilan ini juga sangat tepat sesuai dengan tema PKB XXXIII Desa Kala Patra. Denpasar sebagai Kota Metropolitan selain sebagai pusat ekonomi, Pendidikan, dan Budaya tentunya banyak terdapat budaya-budaya luar yang tumbuh dan berkembang di Kota Denpasar.

sumber: http://www.suarapembaruan.com/hiburan/denpasar-lestarikan-tarian-baris-cina/8124

Selasa, 12 Juli 2011

JANGAN BONGKAR KAMI - CINA BENTENG

Pemaksaan pembongkaran yang terjadi pada Cina Benteng di daerah Sewan Tangerang sungguh memperhatinkan akan pemerintahan yang melindungi rakyatnya...

Ini merupakan cuplikan dari film "Jangan Bongkar Kami" pada untuk warga Kampung Cina Benteng yang merupakan dari Teguh Karya akan Solidaritas Nasional Peduli Cina Benteng...


Jumat, 08 Juli 2011

ALAT MUSIK CINA


Alat musik gesek

  • Erhu(二胡)- Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai membran, menggunakan 2 senar, yang digesek dengan penggesek terbuat dari ekor kuda.
  • Gaohu(高胡)- Sejenis dengan Erhu, hanya dengan nada lebih tinggi.
  • Gehu(革胡)- Alat musik gesek untuk nada rendah, seperti Cello.
  • Banhu(板胡)- Rebab China, dengan badan terbuat dari batok kelapa dengan papan kayu sebagai membrannya.

Alat musik petik

  • Liuqin(柳琴)- Alat musik petik kecil bentuknya seperti buah pir dengan 4 senar.
  • Yangqin扬琴)- Alat musik ini memiliki banyak senar, cara memainkannya dengan memukul dengan stik bambu sebagai pemukulnya.
  • Pipa(琵琶)- Alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 senar.
  • Ruan(阮)- Alat musik petik berbentuk bulat dengan 4 senar.
  • Sanxian(三弦)- Alat musik petik dengan badan terbuat dari kulit ular dan dengan leher panjang, memiliki 3 senar.
  • Guzheng(古筝)- Kecapi yang memiliki 16 - 26 senar.

Alat musik tiup

  • Dizi(笛子)- Suling dengan menggunakan membran getar.
  • Suona唢呐)- Terompet China
  • Sheng(笙)- Alat musik yang menggunakan bilah logam dengan tabung-tabung bambu sebagai penghasil suara.
  • Xiao箫)- Suling.
  • Paixiao(排箫)- Pipa pen.

Alat musik pukul (perkusi)

  • Paigu(排鼓)- Gendang yang terdiri dari satu set 4 atau lebih.
  • Dagu(大股)- Tambur besar.
  • Chazi镲子)- Simbal, cengceng.
  • Luo锣)- Gong.
  • Muyu(木鱼)- Kecrek terbuat dari kayu.

DALAI LAMA

The Dalai Lama has some very insightful verses. I’ve gathered my favorite quotes from the Tibetan leader about a variety of topics such as love, compassion, peace, humanity, violence, and the environment. It’s a very interesting read. Enjoy ;) :


1- Happiness is not something ready-made. It comes from your own actions.

2- If you can, help others; if you cannot do that, at least do not harm them.

3- If you want others to be happy, practice compassion. If you want to be happy, practice compassion.

4- My religion is very simple. My religion is kindness.

5- Remember that not getting what you want is sometimes a wonderful stroke of luck.

6- The ultimate authority must always rest with the individual’s own reason and critical analysis.

7- We can live without religion and meditation, but we cannot survive without human affection.

8- We can never obtain peace in the outer world until we make peace with ourselves.

9- Be kind whenever possible. It is always possible.

10- If you have fear of some pain or suffering, you should examine whether there is anything you can do about it. If you can, there is no need to worry about it; if you cannot do anything, then there is also no need to worry.

11- If you don’t love yourself, you cannot love others. You will not be able to love others. If you have no compassion for yourself then you are not able of developing compassion for others.

12- Human potential is the same for all. Your feeling, “I am of no value”, is wrong. Absolutely wrong. You are deceiving yourself. We all have the power of thought – so what are you lacking? If you have willpower, then you can change anything. It is usually said that you are your own master.

13- We must recognize that the suffering of one person or one nation is the suffering of humanity. That the happiness of one person or nation is the happiness of humanity.

14- Through violence, you may ‘solve’ one problem, but you sow the seeds for another.

15- As people alive today, we must consider future generations: a clean environment is a human right like any other. It is therefore part of our responsibility toward others to ensure that the world we pass on is as healthy, if not healthier, than we found it.

16- To conquer oneself is a greater victory than to conquer thousands in a battle.

17- There is a saying in Tibetan, “Tragedy should be utilized as a source of strength.”
No matter what sort of difficulties, how painful experience is, if we lose our hope, that’s our real disaster.

18- The creatures that inhabit this earth-be they human beings or animals-are here to contribute, each in its own particular way, to the beauty and prosperity of the world.

19- A spoon cannot taste of the food it carries. Likewise, a foolish man cannot understand the wise man´s wisdom even if he associates with a sage.

20- In our struggle for freedom, truth is the only weapon we possess.