Minggu, 15 Mei 2011

kita sama kok guys

Orang Indonesia mengenal Wali Songo, yaitu sembilan orang sakti yang menyebarkan agama Islam di Jawa. Beberapa dari Wali ini adalah orang tionghoa dengan gelar Sunan. Artinya "Su" dari Suhu atau dialek Fukien Saihu, Suoyu (Mandarin) Szefu dan "nan"= selatan (CMIIW).

Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam bukan saja menegakkan masyarakat Islam Tionghoa di Palembang tetapi juga di Sambas, Kalimantan-Barat. Di klenteng Sam Po Kong Semarang terletak kuburannya seorang Tionghoa Muslimin bernama Ong King Hong dalam dialek Fukien alias Wang Ching Hung bahasa Mandarin. Beliau dikenal sebagai Kyai Jurumudi "Dampo Awang", jurumudinya laksamana Cheng Ho, "Sam Po Toa Lang".

Pada tahun 1451 Bong Swee Ho yang berasal Champa mendirikan pusat Islam di Ngampel untuk orang2 Pribumi. Bong Swee Ho selanjutnya dikenal sebagai Sunan Ngampel. Puteranya Bong Swee Ho bernama Bong Ang adalah salah satu Wali Songo dengan nama Sunan Bonang.

Penegak kerajaan Islam Demak, Raden Patah (Jin Bun), juga seorang Tionghoa atau Tionghoa- peranakan. Setelah datang Belanda, diadu dombalah antara Pribumi dan keturunan China… Dibikin orang-orang pribumi menjadi benci banget sama orang-orang suku keturunan Tionghoa.

Masih ingat peristiwa di Malang, Jawa Timur, pada jaman kolonial, yang peristiwanya mirip dengan kerusuhan Mei 1998? Pada tahun 65an, bangsa kita juga diadu domba antara pribumi dengan warga keturunan Tionghoa oleh Amerika. hal ini terjadi karena Amerika tidak suka kedekatan Indonesia dengan China karena China menganut paham Komunis.

Kita yang hidup di Kota besar terutama Jakarta mungkin tidak lagi merasakan dipokokna oleh warga pribumi namun, di kota kota kecil lainnya banyak sekali teman teman sebangsa dan setanah air yang masih dipojokan karena perbedaan ras tersebut. sebagai sesama penduduk Indonesia, seharusnya kita tidak lagi membeda bedakan orang lagi. Kita adalah orang Indonesia, tidak peduli campuran china, arab, india atau apaun. Jangan biarkan negara lain memiliki kesempatan untuk memecah-belah kita. tunjukkan persatuan kita, tunjukkan kekuatan kita. kita pasti bisa menyatu dalam perbedaan. BHINKEKA TUNGGAL IKA. kita adalah bagian dari Indonesia, sudah menjadi keharusan kita untuk merealisasikan sembonyan negara kita. semboyan yang memiliki arti yang sangat dalam bagi setiap kita, jangan pernah kita jadikan Bhineka Tunggal Ika semata mata sebagai semboyan negara.

Keanekaragama kita dalam budaya membuat kita menjadi kaya dan unik. seharusnya kita mengumpulkan perbedaan ini dalam satu kegiatan yang menjadikan kita semakin dekat. harusny pemerintah lebih banyak ikut serta dalam pengembangan budaya tradisional dan menggelar acara Persatuan Budaya setiap tahunnya di negara negara yang berbeda. menyatukan bangsa dari satu ke satu, ras ke ras, desa ke desa, desa ke kota, kota ke kota, kota ke provinsi, provinsi ke privinsi, pulau ke pulau dan negara ke negara.  

Mulailah dari diri kita. ketika semuanya berawal dari diri kita, dengan kekuatan dan niat kita yang kuat, hal ini akan mempengaruhi orang lain. kita harus mampu menerima perbedaan, mempunyai hati yang lapang, memberikan sikap hormat dan toleran kepan sesama. satu akan memperngaruhi satu, jika setiap orang dari kita mampu mempengaruhi / menyadarkan satu orang saja dalam sehari, maka dalam setahun saja kita bisa membuat negara bahkan dunia damai dalam keharmonisan.

Mari kita sama-sama saling membantu dan bekerjasama untuk membangun tanah air kita tercinta. Negara Kesatuan Indonesia. Coba kita bayangkan bagaimana indahnya negara kita jika kita dapat bersatu dan membangun ibu pertiwi. tiada lagi perbedaan antara ras dan agama. hormatiLah orang lain sebagaimana anda ingin dihormati satu bangsa.. satu bahasa.. satu negara.. = INDONESIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar