Jumat, 10 Juni 2011

KAWASAN CINA YANG TERINDAH

           Kebudayaan Cina cukup berperan dalam membentuk wilayah Jakarta. Kawasan pemukiman Cina di Jakarta Kota merupakan asset kebudayaan tersendiri yang juga mempunyai potensi sebagai objek wisata.
            Menurut sejarah, kawasan itu terbentuk setelah terjadinya pembunuhan besar-besaran terhadap orang Cina oleh Belanda pada 1740. Kawasan luar benteng yang merupakan pemukiman pribumi menjadi tempat pelarian orang Cina. Belanda kemudian mengumpulkan orang Cina dalam satu kawasan yang kini menjadi Glodok.
            Sampai sekarang daerah itu seperti Jl. Perniagaan, Pejagalan, Bandengan, Jalan Toko Tiga, Jalan Blandongan, merupakan kawasan yang kaya akan bangunan berarsitektur Cina dari abad 18-19. Tapi kawasan ini bisa dikatakan paling terbengkalai, bahkan wajahnya nyaris porak poranda. Di kawasan ini tampaknya kepentingan ekonomi lebih mendominasi daripada kepentingan budaya.


Bangunan Lagam Cina
      
            Bangunan tua dengan arsitektur gaya Cina terletak di jalan K.H.M. Mansyur, Toko Tiga Seberang dan jalan Pekojan kecamatan Tambora. Dari aspek kesejarahan, bangunan ini memperlihatkan salah satu unsur struktur komposisi masyarakat yang ada pada masa lalu. Lokasi bangunan ini dan lingkungan sekitarnya merupakan wilayah pemukiman orang-orang Tionghoa yang umumnya sebagai pedagang, tuan tanah, penarik pajak dan lain-lain yang mendapat perlindungan dari penguasa VOC.


Gedung Candra Naya

            Gedung Candranaya terletak di jalan Gajah Mada No. 188, merupakan bangunan tua yang cukup bersejarah dan dibangun sekitar abad ke19 denan gaya arsitektur Cina. Gedung ini semula milik tuan tanah Khouw Tian Sek. Gedung yang bernama asli Sin Ming Hui ini sejak tahun 1946 berfungsi sebagai tempat kegiatan sosial, antar lain sebagai rumah sakit, universitas, tempat organisasi, tempat latihan olahraga, tempat perkumpulan fotografi, dan sebagainya.
            Periode sebagi tempat tinggal adalah yang paling banyak meninggalkan jejak, bila kita melangkah ke dalam ruang-ruangnya, melihat tata letak ruangan, struktur, dan ragam hiasnya, akan tergambar suatu kisah kehidupan Tionghoa kelas atas di Batavia pada masa seratus tahun yang lalu.
            Gedung keluarga yang berada di jalan Gajah Mada dulu disebut sebagai kawasan Molenvliet, dimana kawasan ini pada masa itu merupakan kawsan elit seperti halnya kawasan Pondok Indah saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar